Minggu, 27 Mei 2012


Tentang Mengulas Film

"Dalam kesenian, satu-satunya sumber informasi yang bebas hanyalah kritik.Lainnya itu iklan."
(Pauline Kael, dikutip oleh JB. Kristanto, dalam “Apa Sih Maunya Resensi Film Itu? Kritikus Film: Paria Superstar”, Nonton Film Nonton Indonesia, Penerbit Kompas, 2004.)
Seperti film Indonesia, tulisan-tulisan tentang film di Indonesia juga tak berkembang jauh secara estetis. Malah, tampak gejala kemunduran.
Rata-rata ulasan film di media massa kita masih merupakan anak dari sebuah tradisi kasip penilaian “bagus-jelek” atas cerita film, ditambah penilaian serbasedikit atas unsur filmis lainnya seperti: keindahan gambar, seni peran, dan kadang musik latarnya.
sumber: http://old.rumahfilm.org/artikel/artikel_film.htm

Menyusun, memotong & menyunting

Dalam khasanah film arus utama di Hollywood, cerita jadi tolok ukur utama. Sebuah film akan diukur dari menarik atau tidak ceritanya; dan bagaimana unsur-unsur cerita, bahkan unsur-unsur film itu sendiri, mendukung cerita tersebut (apakah memperlancar cerita atau tidak, misalnya).
Dalam editing film, pkerjaanya menyusun, memotong & menyunting adegan dr si Sutradara menjadikan sebuah alur gambar menjadi sebuah cerita atau Film.
sumber: http://old.rumahfilm.org/artikel/artikel_film.htm

Sabtu, 26 Mei 2012

Introduction

Film editing is part of the creative post-production process of filmmaking. It involves the selection and combining of shots into sequences, and ultimately creating a finished motion picture. It is an art of storytelling. Film editing is the only art that is unique to cinema, separating film-making from other art forms that preceded it (such as photography, theater, dance, writing, and directing), although there are close parallels to the editing process in other art forms like poetry or novel writing. Film editing is often referred to as the "invisible art"[1] because when it is well-practiced, the viewer can become so engaged that he or she is not even aware of the editor's work.
sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Film_editing

Proses Editing Film


Kegiatan editing dalam produksi video adalah proses merangkai dan menyusun potongan-potongan adegan film, menambahkan efek, transisi, serta musik ataupun narasi agar menjadi satu kesatuan sehingga sesuai dengan naskah. Potongan-potongan film tersebut diperoleh pada saat kegiatan pengambilan gambar berlangsung.

Apabila suatu adegan sedang diambil gambarnya, terkadang pemain bertindak diluar skenario, berupa salah ucapan, salah gerakan dan sebagainya. Sehingga sutradara harus berteriak “ Cut !” yang berarti adegan tersebut harus diulangi lagi. Dengan mengulangi adegan, bukan berarti adegan yang salah tadi dihapus dan ditimpa dengan adegan berikutnya. Untuk dapat membedakan antara pengambilan–pengambilan gambar, maka sebelum sutradara berteriak “Action !”, kameramen harus mengambil gambar clipboard XE “clipboard” untuk menandai/ memberi nama adegan yang akan diambil. Fungsi dari clipboard ini adalah mutlak untuk keperluan editing. Tanpa clipboard maka editor akan kesulitan untuk menyusun rangkaian-rangkaian adegan yang telah diambil. Disamping ini merupakan gambar clipboard yang umum dipakai pada saat produksi. Secara garis besar clipboard terbagi menjadi 3 kolom utama yang meliputi judul film, shoot (untuk menentukan shoot berapa yang akan diambil), dan take (untuk menentukan pengambilan yang keberapa dari shoot tersebut).
Mengenal Video/film editing
Alur Produksi Program Video

Secara garis besar alur pembuatan video/film adalah sebagai berikut, pertama gambar adegan diambil dari lokasi sebagai stock shotXE “stock shot” kemudian stock shoot dicapture dari kamera ke PC dan kemudian diedit sesuai naskah skenario. Setelah proses editing selesai maka film siap ditonton.

Semua shoot yang telah diambil oleh kameramen disimpan di dalam pita kaset video, dan tentu saja belum urut sesuai dengan isi naskah. Kaset video yang berisi adegan-adegan yang langsung diambil oleh kameramen dinamakan kaset master. Kaset master inilah yang akan dimanfaatkan dalam kegiatan editing.
Sumber: http://tomatobusuk.blogspot.com/2010/01/proses-editing-video.html

Proses Editing Film 1

Analog dan Digital

Pada bagian ini, akan dibahas kegiatan editing dengan sumber (source) berupa data yang yang disimpan dalam pita, baik analog ataupun digital.

Kamera perekam digital menghasilkan video dengan kualitas sangat tinggi dengan resolusi 500 baris, sedangkan kamera analog S-VHS menghasilkan gambar dengan resolusi 250 baris, 8 mm menghasilkan 350 baris, dan Hi-8 menghasilkan 400 baris. Kedua jenis kamera ini mempunyai sinyal analog untuk outputnya. Sedangkan kamera analog tidak mempunyai sinyal digital untuk outputnya. Berikut ini adalah bentuk port untuk analog dan digital.
Sumber: http://tomatobusuk.blogspot.com/2010/01/proses-editing-video.html 

Proses Editing Film 2

Karena mempunyai sinyal digital, maka kamera perekam digital tentu saja menghasilkan sinyal digital yang dengan mudah dapat disalin ke komputer, diedit dan disalin kembali ke pita video digital baru tanpa mengalami penurunan kualitas.

Sedangkan kamera analog mengkonversikannya (impor) ke digital seringkali mengalami penurunan kualitas. Bahkan juga kehilangan beberapa frame, sehingga apabila video diputar ulang akan menjadi gerakan yang patah-patah. Beberapa hal yang mempengaruhi kualitas gambar hasil capture apabila menggunakan sumber analog antara lain :

* Jenis kabel yang digunakan.
* Semakin mahal harganya (karena bahannya berkualitas tinggi) maka penurunan kualitas gambar akan semakin sedikit.
* Panjang kabel.
* Semakin pendek kabel yang dipakai maka penurunan kualitas akan semakin sedikit.
* · Jenis Video Card yang dipakai untuk meng-capture video.
Sumber: http://tomatobusuk.blogspot.com/2010/01/proses-editing-video.html 

Proses Editing Film 3

Beberapa produk kamera digital antara lain Mini-DV buatan Canon, Panasonic, dan Sony yang menggunakan cartridge video seukuran kotak korek api dapat menyimpan video dengan durasi 1 jam. Kamera perekam digital high-end dari Sony menyimpan video dalam format DV, yang disimpan pada kaset analog 8 mm, hingga dinamai dengan video digital 8 mm.
Perangkat Editing

Berikut ini adalah sistem standar yang harus dipenuhi untuk kebutuhan editing video digital.
Komputer edit

Perangkat keras untuk keperluan editing:

* Prosessor yang berkinerja tinggi, minimal Pentium III 500 Mhz atau yang lebih cepat.
* RAM minimal 128 Mb, dianjurkan 384 sampai 768 Mb
* Hardisk UltraDMA/33 dengan ruang kosong paling tidak mencapai 10 GB (video digital membutuhkan 183 MB per menit video).
* Graphic Card minimal PCI berkinerja tinggi dengan RAM 8 Mb, dianjurkan AGP berkinerja sangat tinggi dengan RAM 64 Mb.
* Monitor komputer minimal 15”.
* Sistem operasi Windows 98 SE, dianjurkan Windows 2000 atau Win Xp.
* Sound Card
* CD RW atau drive DVD-RAM
* Video Card (untuk merekam video analog), bisa juga berupa VGA card ataupun TV card yang mempunyai kanal video Input.
* IEEE 1394 Card / Fire Wire (untuk merekam video digital).

Software

Perangkat lunak untuk keperluan editing video, antara lain :

* Adobe Premiere 6.5
* Pinacle Studio 7
* Ulead Video Studio 7
* Vegas video 4
* MGI Video Wave II
* Power Director
* Windows Movie Maker

Dasar Video dalam PC
PAL dan NTSC

Media video adalah media motion picture “motion picture” yang disertai dengan audio. Karena merupakan gambar yang bergerak maka media video terdiri dari banyak sekali frame yang berbeda yang merupakan satu kesatuan dari video itu sendiri. Dalam film dengan durasi 30 menit terdapat ribuan frame karena dalam satu detik secara normal terdapat 30 frame gambar. Bila dihitung maka 30 frame X 1800 detik = 54000 frame. Satuan pengukuran yang digunakan adalah Hour : minutes : second : frame, yang merupakan durasi dari sebuah film ketika dimainkan. Satuan ini adalah satuan standar dari SMPTE atau Society of Motion Picture and Television Engineers.
Sumber: http://tomatobusuk.blogspot.com/2010/01/proses-editing-video.html 

Proses Editing Film 4

Ada dua standar sinyal “standar sinyal” komposit yang digunakan, yaitu PAL (Phase Alternating Lite) dan NTSC (National Television Standart Commite). PAL digunakan oleh siaran televisi pada kawasan Eropa dan sebagian negara di Asia (termasuk Indonesia). Sedangkan NTSC digunakan oleh Amerika Serikat dan Jepang. Standar frame pada PAL adalah 25 fps (frame persecond), dan NTSC adalah 29,97 fps. Karena itu pesawat televisi yang di rumah apabila diseting ke PAL maka akan berkedip sebanyak 25 kali dalam satu detik.
Video dalam PC

Apabila kita melakukan kegiatan editing dengan menggunakan komputer maka sebelumnya kita harus mempelajari karakteristik video dalam komputer. Karakteristik itu meliputi jenis ekstensi file video, ukuran frame video “frame video” , jumlah frame per detik pada tiap file yang berbeda kompresor, serta driver codec kompresor yang digunakan untuk membuat file video.

Dalam Microsoft Windows, file video yang umum adalah mempunyai ekstensi Avi. Namun file video dengan ekstensi Avi masih terbagi menjadi banyak jenis sesuai dengan driver codec kompresornya, misalnya Microsoft Video, Microsoft DV, Intel Indeo(R), Cinepak Codec by Radius, Autodesk FLC Compressor, Microsoft MPEG-4 Video Codec V2, Microsoft RLE, M-JPG.
Sumber: http://tomatobusuk.blogspot.com/2010/01/proses-editing-video.html 

Proses Editing Film 5

Selain ekstensi Avi juga terdapat ekstensi lain misalnya Mpg, Mpeg, dat (untuk VCD), Mov (untuk Quick Time è Macinthos), Wmv, M1v dan masih banyak lagi. Namun file – file dengan ekstensi seperti Mpg dan Mpeg dalam komputer digolongkan sebagai file movie, sedangkan Avi sebagai file video.
Sumber: http://tomatobusuk.blogspot.com/2010/01/proses-editing-video.html